Ciater, terletak di daerah subang, jawa barat. Tempat ini terkenal dengan pemandian air panasnya. Salah satu tempat penyedia pemandian air panas ini adalah sariater. Sariater merupakan semacam hotel/resort yang memiliki pemandian air panas yang terbuka untuk umum.
Sari ater dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi/mobil dalam waktu +- 1 s.d 2 jam dari pusat kota Bandung. Waktu perjalanan total dari jakarta untuk mencapai tempat ini pada Jumat malam adalah +- 5 jam. Waktu ini ditempuh dengan menggunakan mobil dengan traffic yang lumayan lancar (berangkat dari jakarta pukul 22.00 WIB sampai ciater pukul 03.00 WIB).
Tarif masuk ke pemandian air panas ini untuk weekend (awal tahun 2015) adalah seharga 65rb per orang. Tiket untuk akses masuk adalah berupa kartu, mirip seperti kartu untuk masuk ke busway. Tiket ini digunakan 2 kali, pertama untuk masuk area wisata, yang kedua unutk masuk ke pemandiannya. masuk melalui portal pertama, terlihat beberapa outlet yang menjual souvenir dan makanan ringan/minuman. untuk masuk ke dalam pemandian tiket masuk akan digunakan untuk melewati portal sekali lagi (kedua).
Di sini kita disajikan 2 buah kolam berukuran sedang, mungkin sekitar 50 x 30-an meter. @ buah kolam tersebut berjajar memanjang, di sekeliling kolam terdapat kanopi dan kursi tempat kita dapat meletakkan barang-barang bawaan dan mengorder minuman/makanan. Di masing-masing kolam terdapat label suhu kolam. Suhu kolam yang pertama adalah 39-42 derajat C, menurut tulisannya. Sedangkan kolam kedua sedikit lebih dingin, sayangnya saat itu kolam kedua tengah dibersihkan, sehingga kami tidak dapat menikmati kolam kedua. Di sebelah kolam pertama, terdapat kolam kecil untuk tempat mandi anak-anak. Sedangkan disebelah kolam ke dua terdapat tempat bilas dan ruang ganti + toilet.
Suhu udara pada pukul 3 malam dini hari di ciater sangat dingin, itulah kenapa sensasi kolam air hangat ini begitu relaxing. Pada saat pertama mencelupkan kaki, suhu air kolam terasa sangat panas, namun lama kelamaan sepertinya tubuh kita menyesuaikan diri, sehingga menjadi berasa hangat. Step berikutnya adalah merendamkan tubuh ke dalam kolam. Untuk berendam ke dalam kolam yang lumayan panas ini tipsnya adalah memasukkan tubuh dengan cepat, dan make them stay underwater for a while. this way our body will adapt dengan suhu kolam dengan lebih cepat juga. Efeknya, rasa panasnya ‘di awal’nya jadi berkurang. Try this ya :D.
Karena suhunya yang panas sebenarnya stay terlalu lama di kolam juga bukan hal yang nyaman loh. Salah satu teman justru mengeluhkan merasa capek, sepertinya cara menikmati kolam ini dengan tepat adalah dengan nyemplung-keluar nyemplung-keluar, dengan merendam kaki dan cipratin air ke tubuh, atau dengan tiduran di tepi kolam dengan alas air hangat yang mengalir ke sisi kolam. Cara yang terakhir (tiduran) terbukti paling relaxing diantara cara yang lain. Beruntung, timing kedatangan yang pas membuat tiduran di tepi kolam menjadi feasible. (Saat kami masuk kolam adalah saat jam yang tidak terlalu ramai pengunjung, akibatnya terasa lebih private dan ga malu kalau ngapa-ngapain, termasuk nyemplung pakai go-pro ditengah kolam.) Saking relaxingnya salah satu teman benar-benar tertidur pulas di TKP.
Waktu 1-1.30 jam kami habiskan di kolam tersebut, untuk beranjak dari tempat tersebut terasa begitu susah. Kombinasi air hangat dari dalam kolam dan suhu dingin subuh di daerah tersebut membuat kita berhenti diam diantara keduanya, susah bergerak. namun dengan kondisi tangan dan kaki yang sudah keriput-keriput dan panggilan subuh kamipun bergegas menuju tempat bilas.
di tempat bilas samping kolam terdapat 3 buah pancuran, 1 pancuran air hangat dan 2 pancuran air dingin, yang dinginnya kelewatan. Karena tidak kuat dingin salah satu teman hanya menggunakan pancuran air hangat, usut punya usut, air hangat itu tidak lain tidak bukan adalah air yang sama dengan air kolam (kemungkinan), jadi sama aja tidak bilas, kalau tujuan bilasnya adalah membersihkan diri dari sensasi air hangat kolam. Pakailah air yang dingin, yang walaupun dingin tapi akan menghangatkan 🙂 #sotoy, karena kata teman bisa rematik kalau pakai air dingin, jadi saya usap-usap saja sedikit http://doktersehat.com/mandi-malam-picu-rematik-benarkah/. Sensasi relax dan segar menjadi satu, sebenarnya yang kami butuhkan setelah mandi sudah jelas, tidur!, namun paket perjalanan singkat ini harus di teruskan, kamipun bersiap ke destinasi selanjutnya.
Selesai berberes dan subuh, kami meluncur ke destinasi berikutnya, yaitu sunrise tangkuban perahu. terletak dekat dengan pemandian, dalamm hitungan menit kami sampai ke pintu gerbang tangkuban perahu. sekitar pukul 05.00 pagi hari, ternyata sekarang pintu gerbang tangkuban perahu ada portalnya. portal besi menutup jalan, lengkap dengan gembok dan rantai besar. kamipun mundur, berhenti di warung yang terletak sedikit kebawah dari portal. berteman dengan udara dingin, indomi dan teh anget menjadi sangat enak. setelah tanya-tanya ke warung barulah kami tahu kalau pintu gerbang tangkuban perahu dibuka pada pukul 07.00, berarti kami tidak akan mendapatkan sunrise tangkuban perahu. Kamipun menunggu sampai jam 07.00 untuk dapat masuk.
Saat masuk kami berenakm dikenaik tiket seharga +-200rb, jumlah yang cukup mengagetkan kami, karena kami expect lebih murah dari itu. But that’s okay, selama komersialisasi seperti ini didukung dengan daerah wisata yang termanage. Setelah itu kami masuk, diatas ternyata terdapat beberapa portal lagi yang sudah terbuka, sekitar 15 menit kemudian kami sampai ke area parkir tangkuban perahu, dan viola, semua berubah.. Sekarang pagar ditangkuban perahu di cat, ada juga tangga buatan di sisi kiri dan dekorasi alam buatan di sepanjang sisi kiri lereng kawah gunung tangkuban perahu. Bagus dan rapi memang, tapi sedikit menghilangkan suasana alam yang seharusnya ada di sini. di sisi kiri lereng tersebut pula kita menemui warung-warung kecil yang tertata rapi.
Bagaimanapun juga tangkuban perahu pagi tsb tetap menarik, dengan pemandangan alam dan anginnya. Ya, anginnya luar biasa dingin dan kencang. Dijamin tanpa jaket yang tebal anda akan masuk angin :D. Dari gardu pandang kita bisa melihat panorama alam disekeliling gunung tangkuban perahu. Warna hijau yang terbentang luas. Membuat ingin pulang kampung. Walaupun tanpa sunrise, pemandangan dan angin segar tangkuban dapat menjadi obat rindu suasana alam.
That’s it, see ya in the next trip