Category Archives: Journey

catatan perjalanan

Pemandian Air Panas Ciater, Sari ater dan Gunung Tangkuban Perahu

Ciater, terletak di daerah subang, jawa barat. Tempat ini terkenal dengan pemandian air panasnya. Salah satu tempat penyedia pemandian air panas ini adalah sariater. Sariater merupakan semacam hotel/resort yang memiliki pemandian air panas yang terbuka untuk umum.

Sari ater dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi/mobil dalam waktu +- 1 s.d 2 jam dari pusat kota Bandung. Waktu perjalanan total dari jakarta untuk mencapai tempat ini pada Jumat malam adalah +- 5 jam. Waktu ini ditempuh dengan menggunakan mobil dengan traffic yang lumayan lancar (berangkat dari jakarta pukul 22.00 WIB sampai ciater pukul 03.00 WIB).

Peta ciater, sari ater
Peta ciater, sari ater
pintu masuk ke area pemandian sari ater
pintu masuk ke area pemandian sari ater

Tarif masuk ke pemandian air panas ini untuk weekend (awal tahun 2015) adalah seharga 65rb per orang. Tiket untuk akses masuk adalah berupa kartu, mirip seperti kartu untuk masuk ke busway. Tiket ini digunakan 2 kali, pertama untuk masuk area wisata, yang kedua unutk masuk ke pemandiannya. masuk melalui portal pertama, terlihat beberapa outlet yang menjual souvenir dan makanan ringan/minuman. untuk masuk ke dalam pemandian tiket masuk akan digunakan untuk melewati portal sekali lagi (kedua).

berpose di depan pintu masuk area pemandian
berpose di depan pintu masuk area pemandian

Di sini kita disajikan 2 buah kolam berukuran sedang, mungkin sekitar 50 x 30-an meter. @ buah kolam tersebut berjajar memanjang, di sekeliling kolam terdapat kanopi dan kursi tempat kita dapat meletakkan barang-barang bawaan dan mengorder minuman/makanan. Di masing-masing kolam terdapat label suhu kolam. Suhu kolam yang pertama adalah 39-42 derajat C, menurut tulisannya. Sedangkan kolam kedua sedikit lebih dingin, sayangnya saat itu kolam kedua tengah dibersihkan, sehingga kami tidak dapat menikmati kolam kedua. Di sebelah kolam pertama, terdapat kolam kecil untuk tempat mandi anak-anak. Sedangkan disebelah kolam ke dua terdapat tempat bilas dan ruang ganti + toilet.

layout kolam 1 dan kolam 2 sari ater
layout kolam 1 dan kolam 2 sari ater

Suhu udara pada pukul 3 malam dini hari di ciater sangat dingin, itulah kenapa sensasi kolam air hangat ini begitu relaxing. Pada saat pertama mencelupkan kaki, suhu air kolam terasa sangat panas, namun lama kelamaan sepertinya tubuh kita menyesuaikan diri, sehingga menjadi berasa hangat. Step berikutnya adalah merendamkan tubuh ke dalam kolam. Untuk berendam ke dalam kolam yang lumayan panas ini tipsnya adalah memasukkan tubuh dengan cepat, dan make them stay underwater for a while. this way our body will adapt dengan suhu kolam dengan lebih cepat juga. Efeknya, rasa panasnya ‘di awal’nya jadi berkurang. Try this ya :D.

Karena suhunya yang panas sebenarnya stay terlalu lama di kolam juga bukan hal yang nyaman loh. Salah satu teman justru mengeluhkan merasa capek, sepertinya cara menikmati kolam ini dengan tepat adalah dengan nyemplung-keluar nyemplung-keluar, dengan merendam kaki dan cipratin air ke tubuh, atau dengan tiduran di tepi kolam dengan alas air hangat yang mengalir ke sisi kolam. Cara yang terakhir (tiduran) terbukti paling relaxing diantara cara yang lain. Beruntung, timing kedatangan yang pas membuat tiduran di tepi kolam menjadi feasible. (Saat kami masuk kolam adalah saat jam yang tidak terlalu ramai pengunjung, akibatnya terasa lebih private dan ga malu kalau ngapa-ngapain, termasuk nyemplung pakai go-pro ditengah kolam.) Saking relaxingnya salah satu teman benar-benar tertidur pulas di TKP.

Waktu 1-1.30 jam kami habiskan di kolam tersebut, untuk beranjak dari tempat tersebut terasa begitu susah. Kombinasi air hangat dari dalam kolam dan suhu dingin subuh di daerah tersebut membuat kita berhenti diam diantara keduanya, susah bergerak. namun dengan kondisi tangan dan kaki yang sudah keriput-keriput dan panggilan subuh kamipun bergegas menuju tempat bilas.

di tempat bilas samping kolam terdapat 3 buah pancuran, 1 pancuran air hangat dan 2 pancuran air dingin, yang dinginnya kelewatan. Karena tidak kuat dingin salah satu teman hanya menggunakan pancuran air hangat, usut punya usut, air hangat itu tidak lain tidak bukan adalah air yang sama dengan air kolam (kemungkinan), jadi sama aja tidak bilas, kalau tujuan bilasnya adalah membersihkan diri dari sensasi air hangat kolam. Pakailah air yang dingin, yang walaupun dingin tapi akan menghangatkan 🙂 #sotoy, karena kata teman bisa rematik kalau pakai air dingin, jadi saya usap-usap saja sedikit http://doktersehat.com/mandi-malam-picu-rematik-benarkah/. Sensasi relax dan segar menjadi satu, sebenarnya yang kami butuhkan setelah mandi sudah jelas, tidur!, namun paket perjalanan singkat ini harus di teruskan, kamipun bersiap ke destinasi selanjutnya.

Selesai berberes dan subuh, kami meluncur ke destinasi berikutnya, yaitu sunrise tangkuban perahu. terletak dekat dengan pemandian, dalamm hitungan menit kami sampai ke pintu gerbang tangkuban perahu. sekitar pukul 05.00 pagi hari, ternyata sekarang pintu gerbang tangkuban perahu ada portalnya. portal besi menutup jalan, lengkap dengan gembok dan rantai besar. kamipun mundur, berhenti di warung yang terletak sedikit kebawah dari portal. berteman dengan udara dingin, indomi dan teh anget menjadi sangat enak. setelah tanya-tanya ke warung barulah kami tahu kalau pintu gerbang tangkuban perahu dibuka pada pukul 07.00, berarti kami tidak akan mendapatkan sunrise tangkuban perahu. Kamipun menunggu sampai jam 07.00 untuk dapat masuk.

Saat masuk kami berenakm dikenaik tiket seharga +-200rb, jumlah yang cukup mengagetkan kami, karena kami expect lebih murah dari itu. But that’s okay, selama komersialisasi seperti ini didukung dengan daerah wisata yang termanage. Setelah itu kami masuk, diatas ternyata terdapat beberapa portal lagi yang sudah terbuka, sekitar 15 menit kemudian kami sampai ke area parkir tangkuban perahu, dan viola, semua berubah.. Sekarang pagar ditangkuban perahu di cat, ada juga tangga buatan di sisi kiri dan dekorasi alam buatan di sepanjang sisi kiri lereng kawah gunung tangkuban perahu. Bagus dan rapi memang, tapi sedikit menghilangkan suasana alam yang seharusnya ada di sini. di sisi kiri lereng tersebut pula kita menemui warung-warung kecil yang tertata rapi.

bepose di samping tangkuban perahu
bepose di samping tangkuban perahu

Bagaimanapun juga tangkuban perahu pagi tsb tetap menarik, dengan pemandangan alam dan anginnya. Ya, anginnya luar biasa dingin dan kencang. Dijamin tanpa jaket yang tebal anda akan masuk angin :D. Dari gardu pandang kita bisa melihat panorama alam disekeliling gunung tangkuban perahu. Warna hijau yang terbentang luas. Membuat ingin pulang kampung. Walaupun tanpa sunrise, pemandangan dan angin segar tangkuban dapat menjadi obat rindu suasana alam.

tangkuban perahu picture
tangkuban perahu picture

That’s it, see ya in the next trip

Kaliadem Merapi Off-Road Tour

Kaliadem terletak di lereng gunung merapi, tepatnya disebelah selatan lereng gunung merapi. Akses menuju kaliadem dapat dicapai melalui jalan kaliurang dengan waktu sekitar kurang lebih 30 menit dari perempatan jalan kaliurang, Yogyakarta. Akses menuju kaliadem adalah jalan besar yang lebar, sampai ke tempat parkiran mobil. Mobil keluarga dan sedan dapat melalui jalan ini dengan lancar, tanpa khawatir. Jalannya cukup landai dan aman.

Di kaliadem terdapat wisata off road. menggunakan off road vehicle berukuran sedang kita dapat berkendara semi-ekstrim di sekitar lereng gunung merapi. di kaliadem terdapat beberapa penyedia wisata off road. di penyedia wisata off road yang kami datangi, tersedia 3 paket : short, medium, long. Paket tersebut adalah sesuai jarak/waktu yang dihabiskan diatas kendaraan. untuk paket medium menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam, dengan tujuan foto di batu alien, dan bunker merapi.

harga paket yang kami ambil adalah 85rb per orang. menggunakan 2 mobil, grup kami terbagi menjadi 3 orang di salah satu dan 4 orang di mobil yang lain. perjalanan dimulai dengan bismillah, lalu seperti yang bisa diduga, sopir memacu kendaraan di lereng gunung merapi dengan kecepatan yang tidak umum, jadilah terdengar teriakan teriakan histeris :D. kami yang cowok keep calm, walaupun histeris dalam hati. selain kecepatan yang tidak umum, hal yang tidak umum lain yang kami temui adalah, turunan curam, belokan tajam, dan beberapa area ‘ceblok’ (becek), yang harus dilalui oleh mobil. alhasil beberapa cipratan mungkin saja mampir ke baju dan celana, atau masuk mulut kalau kebanyakan teriak histeris. Selain jalanan yang merupakan tanah gunung, ada juga jalanan berbatu yang sangat bergelombang. Udara sepanjang perjalanan sangat sejuk dan segar, as expected.

Destinasi pertama dimana kita bisa berfoto adalah di rumah bekas yang terkena bekas bekas letusan gunung merapi. rumahnya masih memiliki tembok yang berdiri namun tampak seperti bekas kebakaran. dimuka rumah dipajang tulang-belulang hewan (sapi/kerbau?) yang menjadi korban keganasan gunung merapi. ada juga motor spin yang tinggal rangkanya saja. Didalam rumah disusun dengan rapi barang-barang yang menjadi sisa-sisa bencana. terbersit rasa sedih melihat rumah yang tinggal sisa tersebut.. Di sekitar rumah ada beberapa outlet yang menjual souvenir untuk wisatawan, ada baju dan bermacam-macam aksesoris yang menggambarkan kaliadem/merapi. hanya sebentar di destinasi ini, kami lalu menuju destinasi berikutnya.

spin sisa bencana alam gunung merapi
spin sisa bencana alam gunung merapi

Destinasi kedua adalah batu alien. Kawasan ini merupakan dataran yang lumayan luas di lereng gunung merapi. di salah satu bagian dataran ini terdapat batu yang berukuran sangat besar dan terlihat menonjol. mungkin, untuk menarik wisatawan batu ini dijuluki batu alien. memang kalau dilihat kita bisa mengasosiasikan baru tersebut dengan muka manusia (fyi, otak kita sangat mudah menghubungkan object dengan muka manusia). selain batu alien di tepi dataran ini terdapat jurang yang dalam, memisahkan dataran ini dengan gunung merapi. dari sudut jurang ini pemandangan gunung merapi terlihat besar dan megah.

dataran tempat batu alien gunung merapi
dataran tempat batu alien gunung merapi
berpose didepan batu besar, yang disebut batu alien
berpose didepan batu besar, yang disebut batu alien

Destinasi ke tiga yang dikunjungi adalah bunker dilereng gunung merapi. Bunker ini adalah bangunan bawah tanah berukuran 1 atau 2 kelas ruang kelas SMA. yang dapat digunakan untuk menghidari awan panas. di dalam bunker terdapat juga sebuah ruangan sebagai tempat persediaan makanan. karena tidak ada lampu maka didalam bunker terlihat begitu gelap. Pakailah senter/hp sebagai penerangan ketika masuk bunker. Di sekeliling bunker terdapat banyak warung / tempat makan, karena bunker ini merupakan destinasi yang paling atas dan paling dekat dengan gunung merapi, maka hawa disini lebih dingin daripada hawa dibawah. Minum susu anget dan makan gorengan sebenarnya akan sangat pas, sayang tidak sempat. Selain bunker, pemandangan bukit merapi nampak lebih jelas lagi dari sini dan keren. jadi pengin naik gunung lagi.

di depan bunker lereng gunung merapi
di depan bunker lereng gunung merapi
gunung merapi as background
gunung merapi as background

overall dengan harga yang saya sebutkan diatas, tour singkat ini worth it. beberapa tips apabila mau kesini adalah :
1. Sebaiknya datang pagi banget untuk ngejar sunrise (kata mas-mas supirnya). *kami datang kesorean/menjelang magrib.
2. jangan menggunakan topi yang mudah kabur pada saat off-road.
3. Siapkan jaket supaya tidak masuk angin
4. Bawa kamera yang bagus, tapi ati ati
5. pada saat musim hujan siapkan tas plastik/apapun untuk menghindari kebasahan
6. pakai baju yang kalau kotor tidak apa-apa, in case kotor.

Pendakian Gunung Merbabu Wekas – Selo

Senang rasanya untuk kedua kalinya bisa mendaki gunung, pada kesempatan kedua ini gunung yang saya daki adalah gunung merbabu. gunung yang pertama saya daki adalah gunung prau, yang saya daki mei kmarin, walaupun beberapa orang lebih menyebut gunung prau sebagai bukit :).

pada kesempatan ini saya mendaki bersama THC, atau telkom hiking community, komunitas orang-orang kantor yang suka mendaki gunung, membernya adalah orang-orang yang kebanyakan sudah pernah mendaki gunung-gunung di pulau jawa sebelumnya, sedangkan sebagian kecilnya adalah newbie-newbie seperti saya.

jalur pendakian yang dipilih oleh grup ini adalah naik dari wekas dan turun ke selo, atau wekas – selo. waktu yang diperlukan adalah 2 hari, 1 malam. dengan urutan waktu kasar sebagai berikut (dari jakarta). Itinerary merbabu / itinerary pendakian gunung merbabu via wekas adalah sebagai berikut:

jumat 19.30 – sabtu 05.00 pasar senen – yogyakarta
sabtu 05.00 – sabtu 09.00 yogyakarta (mandi, sarapan, istirahat)
sabtu 09.00 – 11.00 yogyakarta – desa kesingan
sabtu 11.30 – 16.00 wekas – pos 3 jalur wekas
sabtu 16.00 – minggu 02.00 istirahat tidur
minggu 02.00 – minggu 04.00 persiapan packing
minggu 04.00 – minggu 05.00 pos 3 wekas – puncak syarif
minggu 05.00 – minggu 07.00 menikmati sunrise di puncak syarif
minggu 07.00 – minggu 08.00 puncak syarif – puncak kenteng songo

Setelah itu kami turun melalui selo, perjalanan turun ini untuk sampai ke bawah memakan waktu 4 s.d 5 jam
pada perjalanan turun melalui selo ini kita akan melihat pada rumput yang luas dan sangat indah. seperti bukan di indonesia rasanya. mirip seperti film-film :). coba saja tinggalkan hapemu, tinggalkan pikiran-pikiran kerjaan, pikiran tentang pacar, pikiran tentang besok pagi, coba saja liat sekitar dan nikmati angin lereng yang kamu lalui.

jam 12 saya dan beberapa rekan yang turun sambil langkah cepat/semi lari tiba di pos peristirahatan selo. sedangkan rombongan dibelakang sekitar 1 s.d 2 jam. beberapa cedera sperti lecet di jari kuku dan keseleo. perjalanan turun memang harus hati-hati untuk menghindari cedera.

Dibawah ini saya sematkan foto-foto merbabu untuk rekan yang belum sempat berkunjung kesana.

Menikmati subuh di puncak syarif, berlatarkan langit malam yang bergradasi ke pagi
Menikmati subuh di puncak syarif, berlatarkan langit malam yang bergradasi ke pagi
salah satu lereng yang harus di daki untuk menuju puncak kenteng songo
salah satu lereng yang harus di daki untuk menuju puncak kenteng songo
angin dan rerumputan lereng gunung merbabu, sangat segar dan menyejukkan
angin dan rerumputan lereng gunung merbabu, sangat segar dan menyejukkan
Bukit pada perjalanan turun merbabu
Bukit pada perjalanan turun merbabu
merbabu kenteng songo smile :)
merbabu kenteng songo smile 🙂

 

Demikian sepenggal cerita perjalanan merbabu (Itinerary merbabu / itinerary pendakian gunung merbabu via wekas) yang sempat saya dokumentasikan :), semoga bermanfaat.

Gunung Prau & Legenda Kawah Sikidang Dieng

Gunung prau merupakan sebuah gunung yang terletak di provinsi Jawa Tengah, tepatnya di perbatasan kabupaten wonosobo dan kabupaten kendal. Gunung prau terkenal dengan viewnya yang bagus. Ketinggian gunung prau adalah 2.565 mdpl. Menurut beberapa post, gunung ini adalah gunung yang pendek tapi menarik, di atasnya kita akan mendapati padang rumput berbunga dan bukit-bukit kecil seperti bukit pada film teletubuies. View yang kita dapatkan disana adalah view sunrise yang menyinari gunung Sumbing dan Sindoro, di kejauhan belakang, akan nampak pula gunung merapi merbabu. Waktu pendakian 2-3 jam, merupakan waktu yang pas bagi pemula seperti saya. 26-27 April 2014 yang lalu saya dan teman-teman elektro 08 naik gunung ini bersama-sama untuk membuktikannya.

Akses menuju ke Gunung Prau

Pos pendakian gunung prau terletak di dekat gunung wisata dieng. Untuk mencapai daerah wisata dieng ini dapat digunakan bus berukuran sedang (biasa disebut engkel) dari daerah wonosobo. Biaya untuk satu orang naik bus dari wonosobo sampai daerah wisata dieng adalah 10.000 rupiah. Daerah wonosobo sendiri dapat di capai menggunakan bus antar kota. Sedangkan untuk akses menggunakan kereta api, stasiun terdekat sesuai jarak adalah stasiun kereta api Kutoarjo. Saya dan teman-teman saya dari jakarta memutuskan untuk menggunakan akses kereta.

Jika menggunakan akses kereta ke kutoarjo maka yang harus dilakukan adalah :
1. Turun di sta Kutoarjo
2. Naik angkot jurusan A (kuning merah) , turun di Plaza Purworejo @5.000 rupiah
3. Naik Engkel jurusan Purworejo – Wonosobo, turun di kauman, tempat oper bis ke dieng @25.000 rupiah, (tanpa nawar).
4. Dari Wonosobo naik Engkel ke dieng @10.000

Perjalanan traffic lancar menggunakan angkutan umum tsb dari sta Kutoarjo ke Dieng memakan waktu total 3,5 jam.

Daerah Wisata Dieng

Umumnya pendaki turun gunung sebelum hari siang, antara pukul 8 sd 10 pagi. Naik gunung setelah tengah hari/menjelang sore mungkin akan dapat memperlancar perjalanan karena tidak antri dengan pendaki yang turun untuk melewati jalur pendakian.

Sebelum naik gunung kita dapat terlebih dahulu menikmati daerah wisata dieng. Karena pukul 10.00 wib kami sampai di Dieng. Kami memutuskan untuk melihat candi Arjuna dan Kawah sikidang. Kompleks candi arjuna merupakan kompleks candi hindu yang terdiri dari beberapa bangunan candi kecil, sedangkan Kawah sikidang merupakan kawah vulkanik yang cukup besar, mengeluarkan asap menyengat dan kawahnya dapat dilihat bergolak samar-samar di balik asap putihnya.

Legenda Kawah Sikidang

Terjadinya kawah sikidang berlatar belakang kisah pra pernikahan antara pangeran Kidang Garungan dan Putri Shinta Dewi.
Pada jaman dahulu kala di dataran tinggi dieng ada seorang putri yang cantik jelita, bernama Shinta Dewi. Sang putri terkenal karena kecantikan parasnya. Banyak pangeran melamar sang putri, namun syarat dari sang putri berupa harta benda yang jumlahnya sangat banyak, tidak dapat disanggupi oleh para pangeran pelamarnya.

Pangeran Kidang Garungan adalah pangeran yang kaya raya, bertubuh tinggi besar, dan memiliki kesaktian yang hebat. Utusan sang pangeran datang melamar sang putri dan menyanggupi semua permintaan dari sang putri, maka sang putri yang belum bertemu pangeran tersebut mengiyakan lamarannya. Saat bertemu sang pangeran sang putripun terkejut, ternyata pangeran yang melamarnya, bertubuh manusia namun berkepala kidang (*kijang).

Sang putri kecewa, hatinya tidak dapat menerima sang pangeran untuk menjadi suaminya. Maka sang putripun mengajukan syarat tambahan, apabila sang pangeran dapat membuat sumur yang besar dan dalam dalam sehari maka barulah sang putri berkenan menikahinya. Sang pangeran menyanggupinya, dengan kesaktiannya dia menggali sumur. Takut sang pangeran berhasil menyelesaikan syaratnya, Dewi Shinta Dewi memutuskan untuk mengubur pangeran Kidang Garungan ketika sedang menggali sumur tsb. Sang ratu bersama tentaranya langsung menimbun dengan cepat sumur tsb. Sang pangeran pun mengerahkan kesaktiannya, kesaktiannya membuat sumur yang tertimbun tanah tesebut meledak. Namun tetap saja sang pangeran tidak dapat keluar karena terus ditimbuni tanah. Sebelum tewas sang pangeran mengutuk keturunan sang putri berambut gembel. Dari cerita inilah terjadi kawah sikidang dan dapat ditemui anak anak berambut gembel di dieng.

sumber
http://legendadieng.blogspot.com/2013/08/legenda-kawah-sikidang.html
http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/264-Legenda-Kawah-Sikidang#

Kedua obyek wisata ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki :).

Ada juga obyek wisata berupa telaga warna, namun kami tidak sempat mengunjungi obyek ini untuk persiapan pendakian gunung prau.

Persiapan Pendakian

Pendakian gunung prau dapat di tempuh dari dua titik, titik pertama adalah dari pos dieng, sedangkan titik kedua adalah dari desa patak banteng.

Pendakian dari pos dieng lebih jauh dari sisi jarak, namun lebih manusiawi dari sisi medannya :), juga pemandangan dari jalur ini lebih bagus menurut bapak sopir engkel yang kami naiki.

Sebelum mendaki terlebih dahulu kita melapor di pos. Setelah itu dimulailah pendakian

Awal Pendakian

Pada awal pendakian, melalui jalur dieng, kita akan menemui jalan setapak yang menembus perkebunan, jalurnya cukup landai dan nyaman untuk berjalan. Setelah perkebunan ini jalur mulai berubah menjadi setapak tanah yang mulai menanjak, disekeliling berganti dengan pepohonan dan semak.

Kru pendakian : Beseng sang fotografer, temen-temennya andre (mbak yusi dan susi), gecun dan bocun bersaudara, loren, bang tigor, zaldy lemcups, canus, juga yulyan dan tetu yang pendaki gunung sebenarnya, dan team leader abol

Jalan sampai ke gerbang bambu bertuliskan gunung prau ini mulai menanjak dan membuat ngos-ngosan. apabila barang bawaan cukup berat pastikan alokasi waktu istirahat dengan interval yang cukup supaya tidak kecapaian.

Kabut yang lebat dan mulai gelap, akibat pendakian yang kesorean.

Apabila kesorean maka resikonya adalah kemalaman dan belum sampai pada tempat kamping. Alangkah baiknya berangkat lebih awal untuk mempermudah perjalanan. Walaupun malam, namun jalur menuju spot camping cukup terlihat jelas.

Setelah pohon berkabut ini kita akan bukit dengan view yang lapang dan bisa mendapatkan gunung sumbing sindoro seperti di bawah ini

sumbing dan sindoro dari gunung prau. seperti lukisan
sumbing dan sindoro dari gunung prau. seperti lukisan

Ditengah perjalanan kita akan melewati tower BTS, pada titik itu berarti jalur yang dilewati tepat, mari lanjut, masih setengah perjalanan lagi :).

Karena kemalaman dan cukup lelah kami memutuskan untuk mendirikan camp bukan di spot camp yang seharusnya, namun esok harinya ternyata sudah cukup dekat dengan spot yang seharusnya.

Udara pada pukul 07.00 malam mulai mendingin dan menusuk kulit. Di spot ini kita sudah berada di perbukitan tanpa pohon. Hanya dapat kita temui 1,2 pohon pada setiap bukit kecil. Kami berharap kami membawa kayu sendiri dari bawah untuk api unggun. Untuk menghangatkan badan mulailah kami duduk melingkar dan memasak air dengan kompor parafin, lalu mulailah indulgence dan nasi bungkus beredar.  Di sela-sela itu beberapa grup pendaki melewati camp dan beberapa diantara pendaki tersebut juga mendirikan tenda di dekat tempat kami.

Menjelang malam dan cukup puas dengan bebodoran membahas kebodohan-kebodohan selama perjalanan ke atas, kamipun lelah dan tidur lelap.

Keesokan Paginya 

konon menurut salah satu teman yang ikut mendaki, sebut saja namanya bocun, gunung prau ini memiliki view sunrise yang cukup indah. Keesokan paginya, kamipun bertanya ke grup lain dan mengkorfimasi tempat yang dimaksud untuk melihat sunrise tsb. Jarak dari camp kami ke tempat camp yang dimaksud dalah 15 s.d 30 menitan jalan.

view sumbing sindoro menjelang sunrise berkabut

Kami termasuk rombongan yang kurang beruntung karena mendapati mendung menutupi cahaya matahari (sunrise). salah satu view sunrise paling bgus inipun terlewat begitu saja. namun demikian view langit bermendung di gunung prau juga indah.

padang bukit teletubies di gunung prau

Pada perjalanan kembali ke camp terlihatlah bukit teletubies yang dimaksud. ternyata bukit ini memang menyerupai setting film teletubis, bergunduk-gunduk, besar-kecil, dan juga tinggi-rendah, berselimut tumbuhan berbunga mungil berwarna putih. bisa klo indonesia mau bikin teletubies versi sendiri.

View gunung sumbing sindoro dari gunung prau setelah sunrise 🙂

 

Satu yang menjadi syarat mendaki adalah tidak membuang sampah sembarangan, ini yang kami jaga benar, kami juga menentukan tim pembawa sampah (trash-man) saat kami pulang, sehingga kami tidak meninggalkan sampah yang dapat mengotori gunung prau.

Perjalanan Turun 

Sekitar pukul 9.00 kami bersiap turun. Perjalanan turun ini akan melewati jalur yang berbeda dari perjalanan naik. Tujuan dari jalur ini adalah desa patak banteng.

Ternyata jalur turun ini adalah jalur yang pendek, namun curam/terjal dan sempit. Beberapa tempat licin karena hujan, beberapa teman terpeleset berkali-kali dan salah satu memutuskan sandal gunungnya. Perjalanan turunnya harus hati-hati karena kanan kiri adalah lembah yang curam. Beruntung kami memutuskan untuk naik lewat dieng dan turun lewat jalur patak banteng. Menaiki jalur patak banteng memang lebih cepat, namun lebih melelahkan secara fisik karena terjal. Beberapa grup memilih jalan ini, mungkin untuk menyingkat waktu.

Demikian, perjalanan turun ditempuh dalam waktu 2 jam-an. Sesampainya di bawah kami beristirahat dan menikmati carica. oleh-oleh khas dieng.

Perjalanan yang seru dan menarik. Gunung Prau dengan kemanisan bukit teletubies dan viewnya sungguh memikat :).

ini foto yang diambil dari rekan saya wildan

sunrise kawah sikidang

 

sunrise kawah sikidang